Thursday, June 13, 2013

Prediksi Juara Liga Musim 2012/2013

Tahun 2013 sudah kita masuki, artinya tahun kehidupan yang baru pun akan kita jalani. Tapi tidak dengan sepakbola. 2013 bisa disebut sebagai fase penting bagi klub-klub eropa. Terlebih pada awal sampai pertengahan tahun nanti., karena memasuki paruh kedua musim yang merupakan fase kritis  untuk perebutan juara liga domestik masing-masing.  Dengan berakhirnya paruh pertama,maka telah lahir juga istilah juara paruh musim. Sebuah gelar tak resmi yang disematkan kepada tim yang berhasil memimpin klasemen pada saat akhir putaran pertama liga. Manchester United di Inggris, Barcelona di Spanyol, Juventus di Italia, Bayern Muenchen di Jerman,  PSV Eindhoven di Belanda, dan PSG di Perancis merupakan deretan juara paruh musim di enam liga terbaik eropa. Mereka digadang-gadang pada akhir musim akan menjadi juara liga,karena dilihat dari fakta sebagian besar juara paruh musim akan menjadi juara pada akhirnya.
EPL
Pertama kita mulai dari tanah Ratu Elizabeth. Seperti yang kita ketauhi saat ini Manchester United (MU) tengah memimpin klasemen berbeda 7 poin dari “tetangga gaduh” mereka Manchester City. Banyak pengamat sudah yakin bahwa MU akan mendapat gelar ke-20 mereka. Dilihat agresivitas mereka dalam mencetak gol, terlebih semangat pantang menyerah mereka sampai menit akhir yang membuat mereka sering disebut raja comeback. Sementara pesaing terdekat mereka City tengah dirundung problem internal akibat kasus Mario Balotelli dan juga problem mental juara yang belum terasah. Hal ini tercermin dari kegagalan mereka di penyisihan grup Liga Champion tanpa meraih kemenangan. Di bawah city ada 2 tim kota london yang mengejar Tottenham Hotspurs dan Chelsea,namun kita ketauhi problem inkonsistensi menjadi masalah kedua tim ini. Spurs memang akhir-akhir ini mampu meraih poin penuh tapi tetap diragukan pada fase melawan tim-tim top. Sementara Chelsea masih belum menemukan skema terbaik di tangan pelatih anyar mereka  Rafael Benitez,bahkan di partai terakhir mereka takluk dari juru kunci QPR 0-1 di kandang sendiri. Dengan banyaknya problem di pesaing mereka,apakah benar MU akan menjadi juara? Bisa dibilang iya,tapi ada sanggahan bahwa MU sendiri tidak lepas dari masalah. MU memang sering melakukan comeback,tapi bukankah lebih mudah menang langsung tanpa perlu mengeluarkan keringat lebih untuk mengejar selisih gol dan membuat sport jantung bagi para fans? Lini belakang MU memang sangat rentan kebobolan. Saat ini MU sudah kebobolan 28 kali. Catatan ini bahkan lebih buruk dari saat MU juara liga tahun 2008. Selain problema lini belakang, hal lain yang dapat mengganjal MU adalah periode bulan februari dimana mereka akan mentas di ajang Liga Champion melawan raksasa Spanyol Real Madrid dan dimulainya perjalanan di Piala FA. Bisa diperkirakan konsentrasi MU akan terpecah pada 3 kompetisi dan rotasi memegang peran inti dalam sisa perjalanan MU hingga Mei nanti. Pesaing utama di liga sepertinya hanya city. Mereka memiliki skuad gemuk yang berisi pemain ber-skill di atas rata-rata dan hanya fokus pada kompetisi domestik ( Liga dan Piala FA ).
 
Dari tanah matador semua pengamat sudah memastikan bahwa tampaknya Barcelona akan juara liga pada musim ini. Start terbaik selama 15 tahun terakhir mereka lakoni (16 menang dan 1 seri) serta keunggulan 9 dan 16 poin dari duo Madrid, Atletico dan Real. Dengan sudah pastinya Real Madrid mengalihkan fokus pada Liga Champion dan Malaga di bawahnya yang masih inkonsisten. Bisa kita yakini bahwa Atletico Madrid menjadi pesaing utama dalam tahta La Liga. Tapi dilihat dari performa tim dan semakin “alien”-nya Lionel Messi, Barcelona bisa dilihat tanpa cacat. Atletico sendiri bukanya tanpa perlawanan hanya saja ini kali pertama sejak 13 tahun terakhir mereka menggeluti pacuan menjadi juara liga. Mental yang belum terasah menjadi penghalang utama. Jadi apakah pasti Barcelona menjadi juara? Kuncinya hanya pada mereka sendiri. Dengan masih berpartisipasi di 3 kompetisi konsentrasi dan rotasi tetap memegang peran kunci. Selain itu lawan utama Barcelona tinggal diri mereka sendiri. Bagaimana mereka melawan ego mereka dan tetap rendah diri. Hanya nasib sial seperti musim lalu yang mampu mengagalkan mereka.
Hal ini berlaku juga di Italia, dimana Juventus berhasil menjadi juara paruh musim dengan keunggulan 8 poin dari Lazio di peringkat 2. Sama seperti Barcelona problem konsentrasi dan rotasi jadi problem utama. Kita ingat musim lalu Juventus juara saat mereka hanya fokus pada kompetisi domestik. Selain itu kurang tajamnya lini depan tetap menjadi masalah klasik si nyonya tua ini. Tapi, Juve memiliki skuad gemuk yang berisi pemain berkualitas sama serta barisan gelandang yang aktif mencetak gol. Dua hal ini yang dijadikan Juve untuk menghadapi rintangan yang akan dijumpai. Dibawah Juve bukanya tidak ada pesaing tapi para anti-Juve ini sendiri masih belum mampu tampil konsisten tiap pekanya dan juga jarak dari peringkat 2 hingga 6 yang hanya berjarak 4 poin diperkirakan mereka akan sibuk bersaing merebut tempat ke kompetisi eropa daripada menghalangi usaha Juve menjadi juara.
Pada Bundesliga Jerman, Bayern Muenchen berpeluang menjadi deuschermeister setelah unggul  9 poin dari Bayer Leverkusen. Skuad merata,penampilan konsisten,dan bebas dari kasus cedera menjadi faktor penguat lain untuk menjadi juara. Terlebih Leverkusen masih dibayang-bayangi oleh juara bertahan Dortmund. Tapi seperti kebanyakan klub eropa lainya,ujian bagi Bayern akan tiba saat melakoni lanjutan Liga Champion melawan Arsenal dan perjalanan di Piala Jerman. Namun hal ini juga terjadi pada Leverkusen dan Dortmund. Sehingga bisa diprediksi tim yang nanti juara Bundesliga ialah tim yang mampu membagi konsentrasi pada 3 ajang (2 domestik dan 1 eropa) dan mempertahankan performa terbaik mereka.
Pada liga Belanda terjadi persaingan ketat antara 5 tim. PSV Eindhoven selaku pemimpin klasemen dengan 40 poin hanya unggul selisih gol dari FC Twente. Dibawah mereka juga ada 2 tim berpoin sama 37 yakni Ajax Amsterdam dan Feyenoord disusul Vitesse Arnhem dengan 35 poin. Situasi terberat menjadi milik Ajax dengan menjadi wakil tunggal liga Belanda di kompetisi eropa. Problem pembagian konsentrasi menjadi penghalang utama. Sementara kontestan lain tinggal memfokuskan perhatian mereka pada kompetisi domestik. Yang paling diuntungkan adalah Twente,dengan tersingkirnya mereka dari Piala Belanda dan kualifikasi Liga Europa perhatina mereka bisa difokuskan pada Liga saja. Vitesse sendiri tengah naik daun dengan bintang mereka asal Pantai Gading, Wilfried Bony. Tapi dengan absenya bony ke Piala Afrika dan hasil buruk di akhir paruh musim mereka sedikit diragukan untuk bersaing,tapi sebagai sekedar pengganggu masih berpotensi.
Situasi di Prancis lebih ketat lagi dimana 3 tim memimpin klasemen dengan poin yang sama hanya dibedakan selisih gol, yakni PSG,Lyon,dan Marseille. PSG dengan dukungan dana melimpah menjadi unggulan pertama dalam pacuan menuju gelar juara. Skuad gemuk dengan materi bintang menjadi senjata utama mereka. Problem hanya sindrom ketergantungan mereka akan Ibrahimovic dan konsentrasi di Liga Champion. Kehilangan Ibra berdampak besar pada PSG dimana mereka sempat 3 partai tidak menang dan hanya meraih 1 poin saat Ibra absen skorsing. Lyon menjadi pesaing kuat,selain tinggal memfokuskan diri pada kompetisi domestik mereka juga ingi bangkit dan berjaya seperti periode 2002-2008 saat mereka 7 kali beruntun menjadi juara. Marseille sendiri memang langganan papan atas liga perancis terlebih mereka sendiri ingin menebus prestasi buruk mereka musim lalu yang hanya finis di posisi 10.
Pada intinya problem utama dari semua tim unggulan di liga masing-masing adalah pada pembagian konsentrasi ke ajang eropa serta domestik lainya. Problem kelelahan dan cedera menghantui mereka semua. Tak dapat disangkal, tim yang mampu menanggulangi hal tersebut ialah yang mampu meraih gelar liga domestik masing-masing. Selain itu kunci lain yang membuat tim juara ialah konsistensi. Bagaimana tetap bermain di performa terbaik dan juga mampu bereaksi di saat tim sedang tidak bagus.

No comments:

Post a Comment