Bagaimana dengan sepakbola itu sendiri? Di
Amerika olahraga yang disebut-sebut paling terkenal di seantero dunia
ini kurang begitu terekspos, orang lebih memerhatikaN NBA dan football,
meskipun USSF (PSSI-nya Amerika) sudah berdiri sejak taun 1913 dan
bergabung dengan FIFA satu tahun kemudian. Sepakbola di Amerika sempat
menarik minat publik saat Legenda dari Brazil Pele bergabung bersama New
York Cosmos dan keluar dari masa semi-pensiun-nya.
Untuk ukuran Timnas, fakta sudah berbicara bahwa
Timnas wanita AS bergelimang prestasi berbeda dengan timnas
pria-nya,dengan menjadi juara Piala Dunia wanita 2 kali dan Medali emas
Olimpiade 4x. Timnas Pria AS sempat mencicipi juara ke-3 pada piala
dunia 1930,saat piala dunia pertama tersebut hanya diikuti oleh 13 tim.
Mereka kemudian lolos pada piala dunia 1934 serta 1950 tapi
nir-prestasi. Timnas AS baru mencicipi piala dunia lagi 40 tahun
kemudian tepatnya pada Piala dunia 1990 di Italia dimana mereka
tersingkir langsung pada penyisihan grup. Hal ini mendorong beberapa
pihak untuk mendongkrak prestasi Timnas AS.
Maka pada tahun 1992 ketua USSF pada saat itu
Alan Rothenberg yang kebetulan juga ketua pelaksana Piala Dunia 1994 di
AS memprakarsai rencana untuk mendongkrat prestasi Timnas AS. Rencana
ini kemudian dikenal dengan Rothenberg’s Plan. Plan ini berujung pada 2
hal. Pertama mereka akan menghasilkan uang dari penyelenggaraan Piala
Dunia 1994, lalu dari uang itu mereka akan membuat liga sepakbola
profesional. Selain itu mereka juga melakukan proses naturalisasi untuk 3
pemain bintang yang memiliki keturunan Amerika. Roy wagerle (keturunan
Afrika Selatan) yang saat itu bermain di klub inggris Coventry City,
Thomas Doole (Jerman) bermain di Bayer Leverkusen, serta yang terkenal
Ernie Stewart si pencetak gol terbanyak liga belanda. Selain
naturalisasi mereka juga mengontrak pelatih berkelas pada sosok Bora
Milutinovich. Hasilnya? Amerika Serikat lolos dari penyisihan grup
meskipun tersingkir di babak selanjutnya dari Brazil.
Pada saat bersamaan, Rothenberg memiliki visi
kedepan untuk Timnas AS. Ia merekrut seorang Carlos Quiroz untuk membuat
rencana pengembangan pemain muda timnas AS dengan membuat ODP (Olympic
Development Program) yang merupakan cara Amerika untuk menjaring pemain
muda berbakat dari masing-masing negara bagian. Pada tahun 1993,sebagain
bagian proyek untuk Piala Dunia, Rothenberg mendirikan MLS (Major
League Soccer) sebuah badan liga sepakbola profesional tertinggi di
Amerika.
Sesudah MLS ter-realisasikan, USSF membuat lanjutan program untuk
pengembangan pemain muda yang dinamakan Project 40 yang disponsori
Adidas. 40 pemain muda berbakat boleh menangguhkan kuliah mereka,dan
berkesempatan untuk magang di Tim MLS maupun Eropa. ke-40 pemain yang
sudah masuk dalam program ini akan diklasifikasikan sebagai pemain
profesional,sehingga mereka tidak bisa bermain di tingkat universitas.
Sebagai ganti rugi dari program ini, USSF akan mendanai biaya kuliah
untuk para pemain yang gagal menjadi pemain pro. Kesuksesan dari program
ini dapat kita lihat dari kondisi timnas AS saat ini dimana ada
beberapa lulusan Project 40 yang menjadi pilar timnas AS. Seperti Tim
Howard,Edson Buddle,Omar Gonzalez sampai yang paling terkenal seperti
Landon Donovan dan Clint Dempsey.
Terlepas dari kegagalan mereka di Piala Dunia
98, timnas AS mampu melaju hingga perempat final piala dunia 2002 serta 4
kali menjuarai Piala Emas CONCACAF. Timnas AS saat ini dinilai cukup
memiliki potensi untuk bertarung dengan tim-tim kuat lainya. Dilihat
dari banyaknya kondisi Timnas dan pemain AS yang bermain di Liga
Eropa,Rothenberg’s plan bisa dibilang sukses.
No comments:
Post a Comment